Jumat, 05 Februari 2016

Tokoh Terkenal dari Kabupaten Pasuruan

Sakera adalah seorang tokoh pejuang legenda kelahiran Bangil di PasuruanIndonesia. Ia berjuang melawan penjajahan Belanda sekitar permulaan abad ke-19. Sakera sadalah seorang jagoan daerah, yang melawan perintah diktator Belanda di perkebunan tebu di daerah Bangil. Sakera seperti juga jagoan-jagoan daerah lainya ditangkap Belanda setelah dikhianati oleh salah satu temannya sendiri. Ia dimakamkan di wilayah Bekacak, Kelurahan Kolursari, daerah paling selatan Kota Bangil. Legenda jagoan berdarah Madura ini sangat populer di Jawa Timur.
Sakera adalah seorang tokoh pejuang yang lahir di kelurahan Raci Kota Bangil, Pasuruan, Jatim, Indonesia. Ia berjuang melawan penjajahan Belanda pada awal abad ke-19. Sakera sadalah seorang jagoan daerah yang melawan penjajah Belanda di perkebunan tebu Kancil Mas Bangil. Legenda jagoan berdarah Bangil ini sangat populer di Jawa Timur utamanya di Pasuruan dan Madura. Sakera bernama asli Sadiman, adalah golongan ningrat yang di sebut dengan kalas MAS, berlatar belakang Islam yang amat sholeh dan pekerja keras, profesinya sebagai mandor di perkebunan tebu milik pabrik gula kancil Mas Bangil. Ia dikenal sebagai seorang mandor yang baik hati dan sangat memperhatikan kesejahteraan para pekerja hingga dijuluki Pak Sakera. dia adalah pejuang yang anti penjajahan, zuhud harta benda di tinggalkan untuk masyarakat
Suatu saat setelah musim giling selesai, pabrik gula tersebut membutuhkan banyak lahan baru untuk menanam tebu. Karena kepentingan itu orang Belanda pimpinan ambisius perusahaan ini ingin membeli lahan perkebunan yang seluas-luas dengan harga semurah-murahnya.Dengan cara yang licik orang belanda itu menyuruh carik Rembang untuk bisa menyediakan lahan baru bagi perusahaan dalam jangka waktu singkat dan murah, dan dengan iming-iming harta dan kekayaan hingga carik Rembang bersedia memenuhi keinginan tersebut. Carik Rembang menggunakan cara-cara kekerasan kepada rakyat dalam mengupayakan tanah untuk perusahaan.
Sakera melihat ketidakadilan ini mencoba selalu membela rakyat dan berkali kali upaya carik Rembang gagal. Carik Rembang melaporkan hal ini kepada pemimpin perusahaan. Pemimpin perusahaan marah dan mengutus wakilnya Markus untuk membunuh Sakera. Suatu hari di perkebunan pekerja sedang istirahat, Markus marah-marah dan menghukum para pekerja serta menantang Sakera. Sakera yang dilapori hal ini marah dan membunuh Markus serta pengawalnya di kebon tebu. Sejak saat itu Sakera menjadi buronan polisi pemerintah Hindia Belanda. Suatu saat ketika Sakera berkunjung ke rumah ibunya, disana ia dikeroyok oleh carik Rembang dan polisi Belanda. Karena ibu Sakera diancam akan dibunuh maka Sakera akhirnya menyerah, Sakera pun masuk penjara Bangil.
Siksaan demi siksaan dilakukan polisi belanda kepada sakera setiap hari. selama dipenjara Pak Sakera selalu kangen dengan keluarga dirumahnya, Berbeda dengan Sakera yang berjiwa besar, Sementara Sakera ada dipenjara, perlawanan dimulai Carik Rembang dibunuh, dilanjutkan dengan menghabisi para petinggi perkebunan yang memeras rakyat. Bahkan kepala polisi Bangil pun ditebas tanganya dengan senjata khasnya 'Clurit' ketika mencoba menangkap Sakera.
Dengan cara yang licik pula polisi belanda mendatangi teman seperguruan sakera yang bernama Aziz untuk mencari kelemahan Pak Sakera. Dengan iming-iming akan diberi imbalan kekayaan oleh Government Belanda di Bangil Aziz menjebak Sakera dengan liciknya, akhirnya Sakera pun terjebak dan dilumpuhkan ilmunya degan pukulan. Lagi-lagi belanda berhasil mernangkap kembali Pak Sakera yang kemudian diadili oleh Government Bangil dan diputuskan untuk dihukum gantung. Sakera gugur digantung di penjara Bangil dan Ia dimakamkan di Bekacak, Kelurahan, daerah paling selatan Kota Bangil.
Semangat juang yang di lakukan Pak sakerah tidak pernah terdokumentasikan bagi masayrakat, karena masyrakat kurang peduli akan perjuan anti belanda, sehingga pak sakerah selalu berhubungan dengan teman-teman seangkatan semasa diponegoro, kerendahan hati dari kalangan ningrat yang tidak mau di panggil raden mas, cukup sebutan dengan sakerah telah menunjukan pribadi yang zuhud
Dimana keluarga Sakerah Sekarang ??? Menurut sumber informasi yang dapat digali adalah : kerabat dekat dan keturunannya, keluarga Sakerah masih ada sebagian besar di wilayah Pasuruan Tampong,Bangil,Rembang,Surabaya,Sidoarjo,Malang, Mengingat situasi politik belanda yang menganggap Sakerah adalah extremis, maka sebagian keluarganya menjauhan diri dari nama Extremis Sakerah dan di kucilkan oleh masyarakat pada waktu itu, Sedangkan keluarga dekat dan kerabatnya Sakerah telah menyebar ke beberapa kota di Nusantara, Diantaranya seorang lulusan IPB (Institute Pertanian Bogor) dan pernah menjadi Deputi di Kementerian Percepatan Daerah Tertinggal asal Bangil, dan ada juga menjadi tokoh desa yang berpengaruh Mantan Kepala desa oro-orombo kulon Kecamatan Rembang, Tokoh di daerah Sukolipuro desa Dermo Bangil (Alm. Iskandar HadiKaslar, Pejuang, Pendidik PNS, Ustadz di Pesantren Bangil), Pengrajin kuningan di Trowulan Mojokerto, sementara sebagian besar ada di dusun nganglang, Tampong, Lumpang Bolong. menurut info keluarga dekat cucu keturunan dari (alm) keluarga mbah Li'an (Tanah Merah), (Alm) Mbah Sholeh (Suwayowo Pandaan), (Alm) Arum Nganglang, (Alm) Mbah Aris Bangil.

Untung Suropati Pahlawan Yang Berjuang Di Pasuruan


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Untung Surapati
Lukisan potret Untung Surapati
Lukisan potret Untung Surapati
PasanganRaden Ayu Gusik Kusuma
Nama lengkap
Surawiroaji
Lahir1660
Bali
Meninggal5 Desember 1706
Bendera Belanda BangilJawa TimurHindia Belanda
Untung Surapati (Bahasa JawaUntung Suropati) (terlahir Surawiroaji, lahir di Bali1660 – meninggal dunia di BangilJawa Timur5 Desember 1706 pada umur 45/46 tahun) adalah seorang tokoh dalam sejarah Nusantara yang dicatat dalam Babad Tanah Jawi. Kisahnya menjadi legendaris karena mengisahkan seorang anak rakyat jelata dan budak VOC yang menjadi seorangbangsawan dan Tumenggung (Bupati) Pasuruan.
Kisah Untung Surapati yang legendaris dan perjuangannya melawan kolonialisme VOC di Pulau Jawa membuatnya dikenal sebagaipahlawan nasional Indonesia. Ia telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional Indonesia berdasarkan S.K. Presiden No. 106/TK/1975 tanggal 3 November 1975.

Latar belakang[sunting | sunting sumber]

Asal-usul Untung[sunting | sunting sumber]

Untung Surapati, Nama aslinya Surawiroaji.[1] Menurut Babad Tanah Jawi ia berasal dari Bali yang ditemukan oleh Kapten van Beber, seorang perwira VOC yang ditugaskan diMakasar. Kapten van Beber kemudian menjualnya kepada perwira VOC lain di Batavia yang bernama Moor. Sejak memiliki budak baru, karier dan kekayaan Moor meningkat pesat. Anak kecil itu dianggap pembawa keberuntungan sehingga diberi nama "Si Untung".
Ketika Untung berumur 20 tahun, ia dimasukkan penjara oleh Moor karena menjalin hubungan dengan putrinya yang bernama Suzane. Untung kemudian menghimpun para tahanan dan berhasil kabur dari penjara dan menjadi buronan.

Mendapat nama Surapati[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1683 Sultan Ageng Tirtayasa raja Banten dikalahkan VOC. Putranya yang bernama Pangeran Purbaya melarikan diri ke Gunung Gede. Ia memutuskan menyerah tetapi hanya mau dijemput perwira VOC pribumi.
Kapten Ruys (pemimpin benteng Tanjungpura) berhasil menemukan kelompok Untung. Mereka ditawari pekerjaan sebagai tentara VOC daripada hidup sebagai buronan. Untung pun dilatih ketentaraan, diberi pangkat letnan, dan ditugasi menjemput Pangeran Purbaya.
Untung menemui Pangeran Purbaya untuk dibawa ke Tanjungpura. Datang pula pasukan Vaandrig Kuffeler yang memperlakukan Pangeran Purbaya dengan kasar. Untung tidak terima dan menghancurkan pasukan Kuffeler di Sungai Cikalong28 Januari 1684.
Pangeran Purbaya tetap menyerah ke Tanjungpura, tapi istrinya yang bernama Gusik Kusuma meminta Untung mengantarnya pulang ke Kartasura. Untung kini kembali menjadi buronan VOC. Antara lain ia pernah menghancurkan pasukan Jacob Couper yang mengejarnya di desa Rajapalah.
Ketika melewati Kesultanan Cirebon, Untung berkelahi dengan Raden Surapati, anak angkat sultan. Setelah diadili, terbukti yang bersalah adalah Surapati. Surapati pun dihukum mati. Sejak itu nama "Surapati" oleh Sultan Cirebon diserahkan kepada Untung.

Terbunuhnya Kapten Tack[sunting | sunting sumber]


Lukisan tradisional Jawa karya Tirto dari Grisek menggambarkan terbunuhnya KaptenFrançois Tack oleh Surapati di Kartasura(1684) di bawah Susuhunan Amangkurat II.
Untung alias Surapati tiba di Kartasura mengantarkan Raden Ayu Gusik Kusuma pada ayahnya, yaitu Patih Nerangkusuma. Nerangkusuma adalah tokoh anti VOC yang gencar mendesak Amangkurat II agar membatalkan perjanjiannya dengan bangsaBelanda tersebut. Nerangkusuma juga menikahkan Gusik Kusuma dengan Surapati.
Kapten François Tack (perwira VOC senior yang ikut berperan dalam penumpasan Trunajaya dan Sultan Ageng Tirtayasa) tiba diKartasura bulan Februari 1686 untuk menangkap Surapati. Amangkurat II yang telah dipengaruhi Nerangkusuma, pura-pura membantu VOC.
Pertempuran pun meletus di halaman keraton. Pasukan VOC hancur. Sebanyak 75 orang Belanda tewas. Kapten Tack sendiri tewas di tangan Untung. Tentara Belanda yang masih hidup menyelamatkan diri ke benteng mereka.

Bergelar Tumenggung Wiranegara[sunting | sunting sumber]

Amangkurat II takut pengkhianatannya terbongkar. Ia merestui Surapati dan Nerangkusuma merebut Pasuruan. Di kota itu, Surapati mengalahkan bupatinya, yaitu Anggajaya, yang kemudian melarikan diri ke Surabaya. Bupati Surabaya bernama Adipati Jangrana tidak melakukan pembalasan karena ia sendiri sudah kenal dengan Surapati diKartasura.
Untung Surapati pun mengangkat diri menjadi bupati Pasuruan dan bergelar Tumenggung Wiranegara.
Pada tahun 1690 Amangkurat II pura-pura mengirim pasukan untuk merebut Pasuruan. Tentu saja pasukan ini mengalami kegagalan karena pertempurannya hanya bersifat sandiwara sebagai usaha mengelabui VOC.

Kematian Untung Surapati[sunting | sunting sumber]

Sepeninggal Amangkurat II tahun 1703, terjadi perebutan takhta Kartasura antara Amangkurat III melawan Pangeran Puger. Pada tahun 1704 Pangeran Puger mengangkat diri menjadi Pakubuwana I dengan dukungan VOC. Tahun 1705 Amangkurat III diusir dari Kartasura dan berlindung ke Pasuruan.
Pada bulan September 1706 gabungan pasukan VOCKartasuraMadura, dan Surabaya dipimpin Mayor Goovert Knole menyerbu Pasuruan. Pertempuran di benteng Bangil akhirnya menewaskan Untung Surapati alias Wiranegara tanggal 17 Oktober 1706. Namun ia berwasiat agar kematiannya dirahasiakan. Makam Surapati pun dibuat rata dengan tanah. Perjuangan dilanjutkan putra-putranya dengan membawa tandu berisi Surapati palsu.
Pada tanggal 18 Juni 1707 Herman de Wilde memimpin ekspedisi mengejar Amangkurat III. Ia menemukan makam Surapati yang segera dibongkarnya. Jenazah Surapati pun dibakar dan abunya dibuang ke laut.

Perjuangan putra-putra Surapati[sunting | sunting sumber]

Putra-putra Untung Surapati, antara lain Raden Pengantin, Raden Surapati, dan Raden Suradilaga memimpin pengikut ayah mereka (campuran orang Jawa dan Bali). Sebagian dari mereka ada yang tertangkap bersama Amangkurat III tahun 1708 dan ikut dibuang ke Srilangka.
Sebagian pengikut Untung Surapati bergabung dalam pemberontakan Arya Jayapuspita di Surabaya tahun 1717. Pemberontakan ini sebagai usaha balas dendam atas dihukum matinya Adipati Jangrana yang terbukti diam-diam memihak Surapati dalam perang tahun 1706.
Setelah Jayapuspita kalah tahun 1718 dan mundur ke Mojokerto, pengikut Surapati masih setia mengikuti. Mereka semua kemudian bergabung dalam pemberontakan Pangeran Blitar menentang Amangkurat IV yang didukung VOC tahun 1719. Pemberontakan ini berhasil dipadamkan tahun 1723. Putra-putra Untung Surapati dan para pengikutnya dibuang VOC ke Srilangka.

Dalam karya sastra dan media lain[sunting | sunting sumber]

Kisah perjalanan hidup Untung Surapati yang legendaris, selain sekarang menjadi nama jalan yang umum di Indonesia, juga cukup banyak ditulis dalam bentuk sastra. SelainBabad Tanah Jawi, juga terdapat antara lain Babad Surapati.
Penulis Hindia Belanda Melati van Java (nama samaran dari Nicolina Maria Sloot) juga pernah menulis roman berjudul Van Slaaf Tot Vorst, yang terbit pada tahun 1887. Karya ini kemudian diterjemahkan oleh FH Wiggers dan diterbitkan tahun 1898 dengan judul Dari Boedak Sampe Djadi Radja. Penulis pribumi yang juga menulis tentang kisah ini adalah sastrawan Abdul Muis dalam novelnya yang berjudul Surapati.
Taman Burgemeester Bisschopplein di Batavia (sekarang Jakarta) pasca kemerdekaan Indonesia diubah namanya menjadi "Taman Suropati" untuk mengabadikan nama Untung Surapati.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  • Abdul Muis. 1999. Surapati. cet. 11. Jakarta: Balai Pustaka
  • Babad Tanah Jawi, Mulai dari Nabi Adam Sampai Tahun 1647. (terj.). 2007. Yogyakarta: Narasi
  • M.C. Ricklefs. 1991. Sejarah Indonesia Modern (terj.). Yogyakarta: Gadjah Mada University Pres

Rabu, 08 April 2015

Kabupaten Pasuruan

Kabupaten Pasuruan adalah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Pusat pemerintah berlokasi di Kota Pasuruan. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Sidoarjo dan Laut Jawa di utara, Kabupaten Probolinggo di Timur, Kabupaten Malang di selatan, Kota Batu di barat daya, serta Kabupaten Mojokerto di barat. Kabupaten ini dikenal sebagai daerah perindustrian, pertanian, dan tujuan wisata. Kompleks Dataran Tinggi Tengger dengan Gunung Bromo merupakan atraksi wisata utama.

Daftar isi

Demografi

Kabupaten Pasuruan memiliki keanekaragaman penduduk yang sebagian besar adalah suku Jawa, selain itu bisa juga ditemui suku-suku lain seperti suku Madura serta masyarakat keturunan Tionghoa-Indonesia, Arab dan India. Suku Jawa di Pasuruan terutama adalah dari mereka yang berbahasa Jawa dialek Wetanan serta subsuku Tengger yang hidup di kawasan Pegunungan Tengger (Kecamatan Tosari).

Sejarah

Kawasan Pasuruan merupakan kawasan pertanian dan perdagangan sejak periode klasik Indonesia. Pelabuhan Pasuruan telah melayani perdagangan untuk kerajaan-kerajaan di Jawa Timur.
Pada masa penguasaan oleh VOC (diserahkan dari wilayah Kesultanan Mataram sebagai imbalan bantuan VOC dalam perang Suksesi Jawa, Pasuruan menjadi salah satu penghasil utama komoditas perdagangan hasil pertanian. Hal ini diteruskan pada periode penguasaan oleh Hindia-Belanda.

Pembagian administratif

Kabupaten Pasuruan terdiri atas 24 kecamatan, yang dibagi lagi atas 341 desa dan 24 kelurahan.

Daftar kecamatan

  1. Bangil
  2. Beji
  3. Gempol
  4. Gondang Wetan
  5. Grati
  6. Kejayan
  7. Kraton
  8. Lekok
  9. Lumbang
  10. Nguling
  11. Pandaan
  12. Pasrepan
  13. Pohjentrek
  14. Prigen
  15. Purwodadi
  16. Purwosari
  17. Puspo
  18. Rejoso
  19. Rembang
  20. Sukorejo
  21. Tosari
  22. Tutur
  23. Winongan
  24. Wonorejo

Pemerintahan

Kabupaten Pasuruan dipimpin oleh bupati H. Dade Angga, SIP. dan wakil bupati Eddy Paripurna (2008-2013, dilantik 9 Juli). Pasangan yang diajukan PDI-P dan 10 partai nonparlemen ini menggantikan Jusbakir Aldjufri dan Muzammil Syafi’i (2003-2008). Sebelumnya, Dade pernah menjadi Bupati Pasuruan pada periode 1998-2003.[2] DPRD Pasuruan beranggotakan 49 orang.[3]

Geografi

Bagian utara wilayah Kabupaten Pasuruan merupakan dataran rendah. Bagian barat daya merupakan pegunungan, dengan puncaknya Gunung Arjuno dan Gunung Welirang. Bagian tenggara adalah bagian dari Pegunungan Tengger, dengan puncaknya Gunung Bromo.

Transportasi

Pasuruan dilintasi jalur pantura Surabaya-Banyuwangi. Kabupaten ini juga dilintasi jalur kereta api lintas timur Pulau Jawa serta menuju Malang, Blitar, Tulungagung, Kediri dan Kertosono, di Stasiun Bangil terdapat persimpangan jalur tersebut. Bagian barat wilayah Kabupaten Pasuruan terdapat jalur utama Surabaya-Malang, serta ruas jalan tol Surabaya-Gempol yang sementara terputus akibat luapan lumpur lapindo. Gempol merupakan kota persimpangan jalur Surabaya-Malang dengan jalur menuju Mojokerto/Madiun.

Industri

Kabupaten ini memiliki salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur, Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER). Industri utama di kabupaten ini antara lain Sampoerna di Pandaan, Matsushita (Panasonic), Cheil Jedang Indonesia Rejoso dan PT. Nestle Indonesia di Kejayan.

Pariwisata

Pantai Plalaan pada tahun 1915-an
Bagian barat wilayah kabupaten ini (perbatasan dengan wilayah Kabupaten Mojokerto dan Malang) adalah dataran tinggi yang cukup sejuk, dan merupakan salah satu daerah tujuan wisata utama Jawa Timur. Kawasan tersebut terdapat villa-villa peristirahatan, dan sejumlah perumahan elit. Kawasan pegunungan ini juga sering digunakan sebagai tempat berkemah. Di antara obyek wisata andalan Pasuruan adalah Taman Safari Indonesia di Prigen dan Kebun Raya Purwodadi. Sebelah selatan Kota Pasuruan terdapat Gunung Bromo, salah satu tujuan wisata utama Jawa Timur.

Acara kegiatan

Kabupaten Pasuruan memiliki beberapa acara kegiatan, yaitu:

Kuliner khas

Masakan

Kabupaten Pasuruan memiliki beberapa masakan khas, yaitu:
  • Kupang Lontong khas Kraton
  • Nasi Punel Bangil
  • Rawon & Sate Komo
  • Rawon Nguling
  • Sate kerang Bangil

Jajanan

Kabupaten Pasuruan memiliki beberapa jajanan khas, yaitu:
  • Bipang beras
  • Lupis Gempol
  • Tahu Petis

Oleh-oleh

Kabupaten Pasuruan memiliki beberapa oleh-oleh khas, yaitu:
  • Durian Supeno
  • Ting Ting Jahe
  • Warung Kopi

Lihat pula